
Singapura benar-benar bertekad menggenjot sektor pariwisatanya. Salah satu destinasi wisata yang tengah disiapkan adalah Universal Studios Singapore yang siap dibuka untuk umum dalam waktu dekat. Berikut catatan wartawan Jawa Pos IGNA ARDIANI yang baru berkunjung ke sana.
SINGAPURA tak mau kalah bersaing dengan negara tetangga yang lebih luas wilayahnya. Negeri Singa itu tak henti-hentinya membangun. Termasuk di sektor pariwisata. Salah satu yang digadang-gadang menjadi unggulan pariwisata Singapura adalah Universal Studios Singapore (USS), sebuah destinasi wisata yang statusnya diklaim berkelas dunia.
USS merupakan jaringan Universal Studios keempat di dunia setelah Universal Studios di Hollywood, California; Orlando, Florida; dan Osaka, Jepang. USS dibangun terintegrasi dengan kawasan Resort World Sentosa, megaproyek pariwisata Singapura yang di dalamnya juga terdapat hotel dan kasino.
Resort World Sentosa (RWS) yang dibangun di area seluas 49 hektare itu mengambil sepuluh persen area Pulau Sentosa. Letak USS tidak begitu jauh dari kawasan hotel, sekitar 500 meter. Kawasan penghubung antara hotel dan USS dibuat nyaman dengan dome agar pengunjung tidak kepanasan.
USS diklaim menjadi yang terlengkap dari seluruh Universal Studio yang ada sebelumnya. Lee Sin Yee, communication manager RWS, mengatakan, USS mempunyai 24 wahana serta atraksi di tujuh zona berbeda. Dari 24 wahana tersebut 18 di antaranya merupakan atraksi baru yang hanya dirancang untuk Singapura. ''Kami ingin menghadirkan sensasi berbeda dengan Universal Studios yang lain,'' ungkap Lee Sin Yee.
Ciri khas Universal Studios berupa bola dunia yang berputar langsung dikenali begitu memasuki pelataran USS. Bola seberat 4,5 ton tersebut berputar di tengah kolam air yang sesekali mengeluarkan asap sehingga suasana tampak dramatis. Area tempat bola dunia bercokol tergolong favorit pengunjung. Tak sedikit pelancong yang berhenti sekadar untuk bergambar di depan globe jumbo tersebut.
''Coba perhatikan, negara Singapura terlihat jelas di bola dunia itu,'' ungkap Vivek, salah seorang pemandu USS, yang melayani acara touring wartawan Indonesia yang diundang untuk melihat-lihat preview Universal Studios Rabu lalu (4/2). Vivek jelas bangga. Sebab, di peta, Singapura hanya berwujud serupa titik, karena saking kecilnya. Di globe tersebut, Singapura tampak besar.
Begitu masuk ke dalam area USS, pengunjung langsung disambut suasana khas Hollywood. Ini zona pertama dari tujuh zona yang ada di USS. Zona ini dibangun dengan arsitektur khas dengan pohon-pohon palem. Tak ketinggalan hall of fame dari bintang-bintang ternama Hollywood. Zona yang lain seperti zona New York, Sci-Fi City, Ancient Egypt, Far-far Away, serta Madagascar.
Vivek menjelaskan, USS dibangun sejak empat tahun lalu, bersamaan dengan pembangunan resor. Sekarang ini pembangunannya mendekati final. Diperkirakan tahun ini sudah beroperasi. Ketika ditanya, kapan persisnya bisa dikunjungi umum, Vivek merahasiakannya. "Dalam waktu dekat. Tahun ini," katanya.
Ketika Jawa Pos ke sana, seluruh wahana beserta dengan fasilitasnya hampir tuntas dibangun. Tinggal wahana Transformer yang berada di Zona Sci-Fi City yang masih digarap. Rencananya wahana ini tuntas dibangun tahun depan.
Pihak pengelola saat ini masih melakukan trial and error. Terutama untuk ikon USS, Battlestar Galactica, wahana dueling coaster yang hanya ditemukan di USS. Wahana ini mempunyai double track. Satu track layaknya coaster pada umumnya. Namun, track yang lain dijalankan dengan terbalik. Dua coaster ini dijalankan bersamaan dengan arah yang berlawanan. Di satu titik, dua coaster yang dijalankan supercepat tersebut tampak seperti akan bertabrakan.
Setiap hari wahana unggulan itu diuji coba. Yakni, dijalankan, tapi tanpa awak. Itu dilakukan setiap hari. ''Kami ingin melihat apakah mesinnya berjalan dengan baik sebelum benar-benar difungsikan,'' ujar Vivek.
Uji coba tidak hanya dilakukan untuk aneka wahana. Tetapi juga meliputi seluruh bagian USS. Sejak 20 Januari lalu, saat resor mulai soft launching, seluruh staf USS sudah disiagakan dan dikondisikan. Kala itu area wisata tersebut sudah dibuka. Tapi, tempat tersebut memang belum dikomersialkan.
Hampir setiap hari, selalu ada yang berkunjung. Para tamu itu merupakan para staf resor sendiri yang memang diwajibkan untuk berkunjung ke USS. Pengunjung yang lain adalah para wartawan dari beberapa negara Asia yang sengaja diundang pengelola sebagai bagian dari promosi.
Para staf tersebut melayani dengan sungguh-sungguh. Begitu masuk, para staf di depan pintu masuk akan tersenyum dan melambaikan tangan. ''Welcome to USS. Enjoy the ride,'' ujar Sylvia, salah seorang staf yang bertugas di depan pintu masuk. Vivek pun sesungguhnya belum resmi bertugas sebagai guide.
Namun, dia menyatakan senang bisa membawa para wartawan berjalan menyusuri setiap area USS. Hitung-hitung, kata Vivek, dia mempraktikkan materi yang dipelajarinya selama tiga bulan tersebut. ''Saya harus banyak berlatih supaya tidak lupa. Semakin sering membawa jalan-jalan rombongan, semakin saya pintar,'' kata pria keturunan India tersebut, lantas tertawa.
Megaproyek itu memang membutuhkan banyak tenaga kerja. Lee Sin Yee memang tidak menyebutkan secara spesifik jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk keperluan Universal Studios Singapore. Secara global, kebutuhan pekerja untuk seluruh resor -meliputi hotel, kasino, dan Universal Studios- mencapai puluhan ribu. Untuk mencari tenaga sebanyak itu, pengelola Resort World Sentosa memang sedikit mengalami kesulitan jika hanya mengincar tenaga muda.
Karena itu, banyak di antara mereka yang sudah tergolong lansia pun dilibatkan dalam proyek tersebut. Kebanyakan, para manula itu, mengisi lowongan pelayan di tempat-tempat makan yang memang banyak tersebar di area resor maupun di lingkup Universal Studios Singapore. ''Peluang ini untuk siapa saja. Kami tidak melihat usia. Siapa pun, asal berkualitas dan layak, akan kami terima bekerja di sini,'' ujar perempuan berambut pendek tersebut.
Meski belum grand opening, pengelola RWS sudah melakukan promosi besar-besaran. Target promosinya adalah negara-negara penyumbang wisatawan asing negeri Singa tersebut. Negara-negara tersebut, antara lain, Malaysia, Tiongkok, India, dan Indonesia. Khusus untuk Indonesia misalnya, pengelola RWS bekerja sama dengan agen-agen perjalanan di seluruh pelosok Indonesia. Festive Hotel, salah satu hotel di kawasan resor tersebut, bahkan dibuat dan disesuaikan dengan karakteristik keluarga Indonesia yang kerap menjadikan Singapura sebagai destinasi wisata. ''Umumnya, keluarga Indonesia datang dengan jumlah besar. Selain orang tua dan anak, pembantu juga dibawa. Menyesuaikan itu, seluruh tipe kamar di sini adalah kamar keluarga,'' kata Ralf Gresch, manajer Festive Hotel Singapura.
Standarnya, selain tempat tidur ukuran king size, kamar juga dilengkapi dengan tempat tidur bertingkat untuk anak. Plus sebuah sofa yang dapat dialihfungsikan sebagai tempat tidur untuk pembantu. (kum
Cak CR: Kapn ...bisa kesana..(impian si miskin)
0 comments:
Post a Comment