so beautiful, so colourfull

so beautiful, so colourfull

SEORANG pekerja sibuk mengeluarkan sampah dari karung. Mulai kemasan air mineral, bungkus kopi, kresek, sampai kemasan makanan ringan. Satu yang sama dari sampah itu: berbahan plastik. Sampah itu kemudian diletakkan di atas wajan berukuran sedang yang sudah dipanasi di atas kompor.

Setengah jam kemudian, plastik meleleh dan berbentuk pasta. Cetakan dari bahan semen berbagai bentuk disiapkan untuk menampung cairan kental plastik. Setelah 15 menit dimasukkan ke cetakan, cairan yang sudah mendingin itu pun mengeras.

Cetakan dibuka, jadilah vas bunga dari sampah tadi. Plastik yang sudah dicetak itu bersifat keras, tetapi masih memiliki sedikit sifat elastis plastik.

Begitulah kegiatan di workshop milik Iskandar, Jalan Sungai Ampal, Sumber Rejo, Balikpapan. Ada dua bangunan. Yang satu dapur tempat memasak plastik tadi. Dindingnya kayu dan atapnya seng. Bangunan satunya lagi sebagai tempat memajang hasil daur ulang.

Setelah pemasakan dan pencetakan selesai, vas bunga itu didempul dan diamplas. Jika pori-porinya telah tertutup dempul, vas plastik itu dicat dengan motif retak-retak. "Mengapa retak-retak yang dipilih? Karena sampah plastik, apalagi foil (jenis plastik lain yang mengilap dan sukar terurai, Red) sangat membahayakan. Jika semakin banyak sampah plastik, bumi ini bisa retak," terang Iskandar, menjelaskan pesan motif retak tadi.

Berkat usahanya itu, dia mendapat penghargaan sebagai warga kota berprestasi dari Wali Kota Balikpapan Imdaad Hamid. Awalnya, sekitar tiga tahun lalu, Iskandar hanya seorang penjual tanaman hias. Sering mengikuti pameran, ayah tiga anak itu kerap melihat hasil daur ulang sampah plastik.

Bentuk daur ulang itu disebutnya selalu sama. Misalnya, tas, dompet, atau payung dari plastik bekas. Menurut dia, daur ulang itu tetap menghasilkan sampah.

Jika tasnya rusak dan dibuang, jadi sampah lagi. Belum lagi pembuatannya, ada saja plastik yang tidak dipakai dan tetap menjadi sampah. ''Saya lalu berpikir, kenapa tidak membuat daur ulang yang prosesnya tidak meninggalkan sisa dan hasilnya digunakan dalam waktu lama," ujarnya.

Pria yang lahir di Muara Muntai, Kutai Kartanegara, 54 tahun silam itu pun mulai merealisasikan idenya. Berbagai percobaan melelehkan plastik dilakukan selama enam bulan. Sampai-sampai, wajan istrinya jadi korban karena dipakai untuk memasak plastik.

Kemudian Iskandar menemukan formula yang tepat. "Perlu sedikit bahan kimia dan suhu yang sesuai supaya hasil cetakannya kuat dan pori-porinya sedikit," jelasnya.

Bengkel plastik Iskandar memiliki 15 cetakan. Barang yang dihasilkan, antara lain, pot bunga, vas, hiasan air mancur, hiasan meja kerja, sampai tiruan batu alam. Vas bunga dihargai Rp 25 ribu, sedangkan pot berukuran sedang Rp 40 ribu.

Vas bunga buatan Iskandar itu juga hampir tak berbeda dengan vas keramik. Corak retak-retak dari cat khusus dengan permukaan halus, membuatnya mirip. Hanya, bobotnya lebih ringan dibanding keramik.

Bagaimana bahan bakunya? Iskandar mengatakan, plastik dari pengumpul dibeli Rp 500 per kilogram. Sedangkan berat satu pot bunga hanya 1 kg. Artinya, Iskandar mampu menambah nilai barang Rp 24.500 per kg plastik. "Untuk warga di pesisir laut, biasanya saya beli lebih mahal, yaitu Rp 1.000 per kg. Ini supaya mereka termotivasi mengumpulkan plastik di pantai atau laut," tambahnya.

Produk buatannya banyak dititipkan di toko bunga. "Juga ada di workshop Disperindagkop Kaltim di Samarinda. Dengan teknologi ini, seratus persen sampah plastik habis didaur ulang. Tidak ada sisa," yakinnya.

Supaya hasil karyanya tidak dibajak, Iskandar tak lupa mendaftarkan produknya ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Lingkungan, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Setelah lima kali diuji, hak paten metode dan proses pembuatan barang yang didaur ulang dari plastik terbit pada 1 Februari 2010 dengan nomor P00201000069. Biaya hak paten itu Rp 32 juta. Pemkot Balikpapan membantu Rp 12 juta. (jpnn/ruk)
Posted by Kiasati On 2:36 AM No comments

0 comments:

Post a Comment

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Blog Archive

Blogger news