so beautiful, so colourfull

so beautiful, so colourfull

Warga Kelantan sangat mencintai Nik Abdul Aziz Nik Mat karena teladan kesederhanaan yang ditunjukan sehari-hari.

POSTER itu berdiri tegak di pusat Kota Bharu, ibu kota Negara Bagian Kelantan. Foto di poster tersebut memperlihatkan seorang pria sepuh yang tampak garang. Dia mengacungkan telunjuk, seperti menghardik. Di bagian bawah foto itu tertulis tuntutan Kelantan kepada pemerintah pusat agar mengucurkan royalti pengeboran minyak di wilayah mereka sebesar RM 1 miliar (sekitar Rp 2,7 triliun).

*****Cak CR: kalau pemimpin Indonesia seperti ini gak mungkin rakyat bawa kerbau*****
Pria itu adalah Nik Abdul Aziz Nik Mat, menteri besar (setingkat gubernur) Kelantan sekaligus guru spiritual Partai Islam se-Malaysia (PAS), pemenang Pemilu 2008 di Kelantan. Tapi, benarkah dia pemimpin yang galak seperti kesan yang tampak di poster tersebut?

Jawa Pos yang pekan lalu terbang ke Kelantan untuk menemui pria kelahiran 1931 itu justru menemukan kenyataan sebaliknya. Nik Aziz adalah pemimpin bersahaja nan kharismatis. Karena itu, dia sangat dicintai rakyatnya.

''Warga Kelantan mencintainya karena dia tak pernah memikirkan diri sendiri,'' kata Nik Him bin Nik Abdullah, tamu Nik Aziz asal Trengganu yang bertemu dengan Jawa Pos di Kelantan.

''Bahkan, kalau bisa, dia ingin tak menjabat lagi. Tapi, rakyat tidak mau,'' lanjut Nik Him.

Bukti kecintaan warga Kelantan kepada Nik Aziz terlihat dari langgengnya dia berada di jabatan menteri besar selama 19 tahun terakhir. Berbagai upaya telah dilakukan koalisi berkuasa, Barisan Nasional, yang dimotori UMNO untuk mendongkel. Tapi, Nik Aziz beserta PAS tetap saja tak tergoyahkan. PAS adalah salah satu di antara tiga partai yang tergabung di koalisi oposisi Pakatan Rakyat pimpinan Anwar Ibrahim.

Tapi, kendati berkuasa di Kelantan, Nik Aziz toh tetap hidup sangat sederhana. Kompleks kediamannya di Pulau Malaka, Kota Bharu, sama sekali tak mencerminkan tingginya jabatan yang dia pegang di sebuah wilayah yang kaya minyak.

Rumahnya berukuran tak lebih dari 8 x 4 meter dengan dua lantai. Rumah itu diapit masjid yang justru lebih besar ukurannya, yaitu 15 x 15 meter, tapi juga tak mewah dan pondok pesantren.

Yang mengagetkan, rumah yang ditempati lulusan Universitas Al Azhar, Mesir, itu hanya berlantai semen, bukan ubin. Apa lagi keramik atau marmer. Bagian belakang rumah juga dimanfaatkan untuk taman kanak-kanak Islam. Bandingkan dengan kediaman pribadi para gubernur di Indonesia yang rata-rata bak istana dan seperti terasing dari lingkungan sekitar!

Rumah Nik Aziz juga tanpa pengawalan khusus. Semua orang bisa lalu lalang kapan saja. Maghroji Maghfur, ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa Kuala Lumpur, yang pernah bertandang ke rumah Nik Aziz bersaksi pernah melihat sang menteri besar itu memasang paku sendiri di tembok. ''Paku itu untuk menggantung songkok,'' kata Maghroji.

Seorang tetangga juga mengatakan, sehari-hari Nik Aziz lebih sering terlihat ke mana-mana mengendarai sepeda motor sambil tetap mengenakan sarung. Ke mana mobil dinasnya? Pria yang salah seorang putranya, Nik Adli, pernah ditahan pemerintah Malaysia berdasarkan Akta Keamanan Dalam Negeri pada 2001 itu tak pernah membawa pulang kendaraan dinasnya.

''Di rumahnya ada dua mobil yang selalu stand by. Tapi, itu pun dua-duanya milik PAS,'' kata si tetangga yang minta namanya tak dikorankan.

Nik Aziz juga tak pernah menghiraukan protokoler. Selesai diwawancarai Jawa Pos di kantornya, dia berjalan keluar dan duduk santai di sebuah kursi menunggu mobil dinas yang akan membawa ke suatu acara. Mobil kemudian melaju tanpa pengawalan, tanpa voorrijders. (*)
Posted by Kiasati On 7:52 PM No comments

0 comments:

Post a Comment

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Blog Archive

Blogger news